Tanganku gemetar, lutut ku lemas tak bertenaga, dan aku pun
mulai terisak menangis tak kuat lagi membendung luka di hati ini. Rasa sakit
yang dulu ku rasakan timbul kembali, setelah tiga tahun ini aku mampu menguasai
untuk mengalahkannya. Ternyata aku tak sekuat yang ku tampilkan selama ini. Hati
dan pikiranku tak dapat aku kuasai untuk dapat mengembalikan masalah menjadi energy
positif yang biasanya sangat ampuh ku lakukan.
Ini semua terjadi karena pembicaraan dengan sang mantan. Sang
mantan yang pergi berlalu dengan segudang janjinya. Yang tak pernah menoleh
sedikit pun untuk memberikan kewajiban dan hak pada anak-anaknya. Tiba-tiba saja
mencuat ke permukaan dengan membawa begitu banyak luka kembali. Begitu benci
kah ia padaku? Sampai selalu harus berkata bengis padaku. Padahal selama ini
aku tak pernah mengusik kehidupan barumu, dengan harapan kau pun melakukan hal
yang sama. Semua ku perjuangkan sendiri demi anak-anak kita.
Ku relakan kau pergi dengan pilihanmu. Setelah perbuatanmu
yang selalu kau ulangi selama 7 tahun dalam mahligai pernikahan kita. Bagiku asal
selama kata perpisahan itu bukan keluar dari mulutku saja, karena aku tak mau
menjadi hamba yang dibenci oleh sang pencipta Nya.
Kamu pasti tak mengerti 3 tahun yang ku lalui begitu indah. Menghantam
tatapan sinis orang akan stigma negatif seorang janda, berjuang mencari nafkah
untuk anak-anak, fitnah yang mengelilingiku karena mereka kaum pria mengira
semua janda itu dapat diperlakukan sama dengan memicingkan sebelah mata mereka.
Aku yang kuat hilang seketika itu juga. Terpuruk dalam
sajadahku. Tangisku membasahi sujudku. Seperti yang selama ini ku lakukan tiap
kali aku membutuhkan pundak untuk bersandar. Tuhan … peluk aku dalam dekapmu,
jangan biarkan aku sendiri tanpa dirimu. Luka ini kembali mengaga.
Sang mantan yang arogan pun mulai memasang strategi piciknya
padaku. Miris sekali melihatnya. Karena yang ada hanya suara tajam darinya
padaku dengan tatapan kebencian yang mendalam. Aku, hanya bisa mendoakan mu
seperti yang selama ini aku lakukan. Pintaku … semoga engkau mendapatkan petunjuk dari Tuhan Mu, agar engkau bisa menjadi manusia yang ingat akan hari
pembalasan kelak dan merubah setiap tingkah dan lakumu padaku saat ini.
#30DayWritingChallange #Jilid9 #Squad1 #day16
No comments:
Post a Comment