My Blog List

Tuesday, 31 October 2017

Titik terang (1)

Tiitik terang itu sepertinya mulai muncul perlahan. Perlahan tapi pasti. Jalinan rasa yang pernah pias, tak akan bisa menghapus jalinan ikatan batin yang terjalin karena ikatan darah. Yaitu hubungan darah antara orang tua dan anaknya. Jangankan manusia, hewan pun rasanya saling mengenali antara anaknya atau bukan.

Terlebih lagi kaum laki-laki yang biasanya mendambakan keturunan yang berjenis kelamin sama dengan mereka. Yaitu anak laki-laki, yang menguatkan garis keturunan mereka.

Hak dan kewajibannya memang belum ia penuhi, bahkan belum ia perlihatkan. Namun, sudah terbersit dalam hatinya ingin bertemu dengan anak-anaknya saja sudah merupakan hal yang patut aku acungi jempol. Beruntungnya kamu karena aku selalu memberikan gambaran yang baik tentangmu pada anak-anak kita. Walaupun kamu selalu berprasangka buruk padaku. Tidak menjadi persoalan buatku. Karena bagiku pandangan baik anak-anak akan orang tua mereka itu penting.

Khayalku pun melambung, mereka bergi bergandengan tangan untuk sholat jum’at. Itu saja, sudah mencakup banyak aspek menurutku. Contoh teladan terbaik dari sisi seorang ayah terhadap anaknya. Dan semoga saja dapat segera teralisasi pada kenyataannya.

Ini adalah kisah yang harus segera diukir dengan ukiran lembut keindahan. Sehingga tidak akan timbul kata terlambat untuk memperbaikinya. Ukirannya harus perlahan dan indah karena menyangkut perasaan seorang anak yang sempat bingung karena hilangnya sosok figure seorang ayah. Ayah yang dulu sempat menghilang bagai ditelan bumi, Dan kini mulai merindukan anak-anaknya bagaikan baru saja terbangun dari tidur lelapnya yang panjang.


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Squad1 #day21

No comments:

Post a Comment