My Blog List

Thursday, 9 November 2017

Tips yang jitu

Hari terakhir pun tiba. Tak terasa, waktu ternyata terlalu cepat berlalu. Padahal, awalnya banyak keraguan dalam diriku saat akan mengikuti 30 Day Writing Challenge ini. Bisa tidak yah? Batinku meragukanku. Namun, rasa penasaranku yang datang lebih besar membuatku memutuskan untuk mengikuti tantangan ini.

Yang paling ku ingat adalah tips yang mengatakan, menulislah dengan hati. Karena jika menulis dengan hati, maka isinya akan sampai kepada pembacanya. Karena dengan sendirinya ada emosi yang bermain di dalamnya. Ku praktekan lah tips ini. Dan ya, benar sekali. Bahkan alur dan jalan cerita nya pun mengalir dengan sendirinya.

Bahkan, tak perlu lagi khawatir dengan jumlah minimal kata yang 200 karena pasti akan lebih. Demikian pula jika kita sedang tak ada ide, kemarin terjadi dikisaran setelah 10 hari pertama. Cukup mengenang masa lalu saja, maka tulisan pun akan mengalir. Mau fiksi atau non fiksi keduanya sama saja.

Apalagi jika kita sedang jatuh cinta. Rasa yang ada, jika kita tuangkan ke dalam tulisan maka akan menjadi tulisan yang menarik. Bahkan jika kita beri sedikit bumbu seperti hal yang kita inginkan atau dambakan. Pembaca akan merasa ini kisah yang sungguh amat menarik.

Waktu yang hampir berakhir juga dapat memacu kreatifitas yang terkadang buntu. Tiba-tiba saja datang mengalir dengan sempurna. Pengalaman ini sungguh membuatku ketagihan. Tak ada yang tak mungkin jika kita mau mencobanya.


#30daywritingchallange #jilid9 #day30 #squad1

Wednesday, 8 November 2017

Bahagiaku bersamanya

Setiap orang pasti memiliki harapan dan impian akan keluarga dan rumah tangga yang bahagia dan harmonis. Sama halnya dengan aku yang sudah pernah gagal dalam membina rumah tangga. Harapanku kelak aku memiliki imam yang terbaik menurut Allah untukku. Karena terbaik menurut ku belum tentu baik menurut Allah.

Imam yang dapat membimbingku atau mungkin memiliki semangat yang sama dalam menggali dan mengaplikasikan sakinah mawadah warohmah dalam kehidupan berumah tangga, dan aku bukanlah wanita yang sempurna. Namun aku berusaha yang terbaik untuk imam dan keluargaku.

Komunikasi adalah kunci utama dalam setiap hal, demikian pula dalam rumah tangga. Dari komunikasi maka akan menimbulkan sikap saling percaya. Cinta dapat tumbuh perlahan sejalan dengan waktu, jika dilandasi dengan tujuan yang sama. Yaitu mencari ridho nya Allah.

Kupanjatkan doa dalam setiap sujudku serta dalam waktu yang diijbah. Kuharapkan jendela langit terbuka dan Allah mendengar segala doa dan harapanku. Kapan waktu nya? Hanya Allah sajalah yang bisa memberikan jawabannya.

Fokusku hanya memperbaiki diri menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. Karena aku yakin, jika aku berbuat demikian maka jodohku diseberang sana pun akan melakukan hal yang sama pula denganku. Dan hanya doa saja lah yang akan mempertemukan kami kelak.

Dan semoga sang imam secepatnya dapat menghampiriku sesuai dengan impianku. Imam yang dapat membawa kami keluarga nya ke gerbang rahmat Allah.



#30DayWritimhChallange #jilid9 #Squad1 #day29

Tuesday, 7 November 2017

Tenang

Terkejut aku mendengar teriakan dari halaman rumah. “Mommy …!!! ”, terdengar teriakan setengah menjerit lagi. Berlarilah aku menuju halaman rumah. Kudapati sang adik berdiri sambil memegangi keningnya yang bercucuran darah tanpa mengelurakan setetes air mata pun. Namun wajanya pucat.

“Astagfirullah …kenapa ade a?” tanya ku pada sang kakak yang terlihat panik sambil  menangis. Sang kakak tak dapat menjawab pertanyaanku, hanya dapat menangis tersedu-sedu.
Secepatnya ku ambil tisyu untuk menahan darah yang terus mengalir keluar bercucuran. Tapi tisyu ternyata tak mampu membendung darah yang mengalir keluar. Lalu ku ambil kain untuk menekan laju darah yang keluar.

Panik … itu sudah pasti. Namun aku harus tenang. Lalu ku ambil kunci mobil dan membopong adik ke dalam mobil sambil ku perintahkan sang kakak untuk menjaganya di kursi belakang, sementara aku mengemudikan mobil.

Disepanjang perjalanan sang adik masih saja tetap membisu. Sepertinya karea syok. Sang kakak yang tak henti-hentinya menangis, sambil terus memanggil nama sang adik.
Setibanya di rumah sakit, adik pun segera mendapatkan pertolongan pertama. Ternyata keningnya perlu dijahit. Bahkan selama dijahit adik masih tetap diam, hanya sekali saja ia mengernyitkan matanya saat jarum mulai menusuk kulitnya. Ku genggam erat tangan kecil mungilnya.

Setelah selesai, ku dekat erat sang adik dan kami pun pulang ke rumah. Ku letakkan sang adik di pembaringan. Sang kakak masih saja terisak menyesali apa yang terjadi. “maafkan aku mommy, aku salah” katanya gemetar. Ku rangkul  ia, ku tenangkan jiwanya dengan dekapanku.

Keesokannya harinya barulah ku tanyakan sebetulnya apa yang terjadi pada kemarin sore pada sang kakak. Ternyata adik berlari mengejar sang kakak dihalaman rumah sambil mengelilingi mobil yang sedang terparkir. Namun, karena sang adik yang tak melihat ada anak tangga maka tersungkurlah dan dahinya membentur tangga. Kakak menceritakan sambil kembali terisak.

Kembali ku dekap erat sang kakak. Kukatakan, tenang sayang … mommy tak akan menyalahkan mu. Itu semua musibah. Dan yang terpenting ku dapatkan pelajaran, bahwa tenanglah dalam menghadapi segala sesuatu. Jangan panik, gunakan akal sehatmu. Kontrol emosi sangat diperlukan dalam situasi apapun. Maka, semua akan dapat terkendalikan dengan baik.


#30DayWritingChalange #jilid9 #squad1 #day28

Monday, 6 November 2017

Yoga

Aerobic adalah olah raga yang aku ikuti semenjak aku SMU. Yang berlanjut pada saat kuliah , hingga bekerja. Bahkan tiga tahun yang lalu pun aku masih melakukannya. Lambat laun ku pikir gerakan dalam olah raga aerobic ini sudah kurang sesuai lagi dengan usiaku. Maka aku pun beralih pada olahraga yoga yang kupikir olahraga yang santai.

Namun ternyata yoga lebih berkeringat dari yang ku duga. Dan sangat mengasyikan. Karena biasanya setelah yoga kami melakukan acro yoga. Fleksibilitas dan kekuatan di olah disini. Dan hal inilah yang membuatku semakin menyukai yoga, karena rasa tertantang untuk bisa dapat melakukan hal-hal yang awalnya ku rasa tidak mungkin bisa ku lakukan.

Untuk acro yoga yang dilakukan secara perpasangan, modal yang utama adalah kita harus sangat percaya pada pasangan kita. Sehingga tidak menimbulkan keraguan dalam melakukan acro. Bahkan kini acro yoga menjadi hal yang sangan ku nanti. Dan ternyata badanku cukup lentur untuk dapat melakukan hal-hal yang ku kira sebelumnya tak bisa ku lakukan.

Masing-masing orang memiliki penguasaan dalan beryoga. Aku memang cukup lentur dalam hal melakukan tekuk menekuk tubuh. Namun aku lemah dalam kekuatan, terutama pada tangan. Sedang temanku, sangat hebat dalam kekuatan. Namun untuk fleksibilitas tubuh ia kurang dapat menguasainya. Bahkan semenjak aku mengikuti yoga, bentuk tubuhku menjadi lebih terbentuk. Emosi lebih stabil dan pernapasan yang terkontrol.

Tujuan aku berolah raga adalah untuk menjaga kesehatan, dan berbuah bonus raga yang memiliki stamina yang bugar. Jadi mari kita berolah raga, karena didalam jiwa yang sehat terdapat badan yang sehat pula.


#30DayWritingChallange #jilid9 #squad1 #day27 

Sunday, 5 November 2017

Bangkit


Kubaca ayat demi ayat dalam kitab suci Al quran, tak banyak memang. Lalu kubaca artinya, tersedu aku membacanya. Apa yang ku pertanyakan dalam hatiku, ada jawabannya dalam ayat yang baru saja ku baca. Ternyata ini jawaban yang selama ini ku pertanyakan jawab hatiku. Baiklah aku harus bisa dan dapat berdiri dengan tegap di atas kedua kakiku sendiri di mulai saat ini.

Syaratnya cuma satu, yaitu yakin dan percaya pada Allah. Ada atau tidak ada suami bukan lagi masalah buatku. Yang menjadi masalah yaitu jika tidak ada Allah dalam hati kita. Mulailah aku membangun kepercayaan diriku detik itu juga. Berdoa pada yang kuasa setiap langkah yang ku ambil adalah jalan yang terbaik ku tempuh untukku dan anak-anakku.

Awalnya ku pikir jika aku bekerja, maka aku bisa merubah apa yang ada hari ini. Namun, ternyata pemikiranku salah. Karena aku tidak bisa meninggalkan anak-anakku dengan orang lain, mereka terbiasa dengan curahan kasih sayang dan perhatianku semenjak mereka ada dalam kandunganku. Maka aku pun mengambil peluang dari potensi yang ada dalam diriku. Yaitu kegemaran memasakku. Bermodalkan dengan Bismillah aku memulai nya, dan dengan pertolongan yang kuasa lambat laun namun pasti usaha ku berkembang.

Saat itu kulakukan semuanya sendiri, dan itu sangat jitu untuk membuat diriku bisa melupakan dengan semua beban hidup yang ada dipundakku. Fakus tujuanku pun tercapai hanya dalam waktu satu tahun saja. Bahkan laba dari usahaku bisa ku belikan sebuah kendaraan dengan cara tunai.

Hingga pada suatu hari ku berdiri di tepi pantai sambil termenung menatap senja. Dan kudapati ternyata hidayah itu bagaikan cahaya mentari, ia akan masuk pada jendela yang terbuka. Maka bukalah jendela hati kita, agar cahaya Allah masuk dalam relung-relung jiwa kita. Keyakinan akan pada yang kuasa itu adalah hidayah yang tidak semua orang mampu menggenggamnya.


#30DayWritingChallange #jilid9 #squad1 #day26

Saturday, 4 November 2017

Buya

Perjalan liburan kami kali ini sungguh amat menarik. Pertemuanku dengan seorang wanita bernama buya yang berusia 58 tahun, namun penampilannya dan pesonanya bagaikan usia 30 tahun. Dari bibirnya pun selalu keluar kata-kata yang menyegarkan suasana yang membuat gelak tawa disekitarnya.

Begitu banyak talenta yang dimilikinya. Dari mulai memotong rambut, memasak, sampai menjahit. Cantiknya beliau bukan hanya dari segi fisiknya saja. Namun juga dari segi ahlaknya. Siapa pun pasti akan menyukainya.

Ia tak pantas ku jadikan sosok ibu, tapi lebih pantas dijadikan teman. Teman yang begitu banyak pengalaman namun tidak membuatnya sombong. Ia pun senang berbagi tips. Dari mulai memasak sampai masalah keindahan tubuh wanita.

Dan ternyata kami adalah sesama orang dari zodiac gemini. Sama-sama berhati lurus dan mudah menerima siapa saja untuk kami rangkul sebagai teman. Bahkan buya bilang orang yang berzodiak gemini itu adalah orang yang centil. Walau aku sendiri tidak merasa diriku demikian.

Dari beliau pula aku mengetahui manfaat akan minyak jaitun untuk perawatan wajah. Diantaranya untuk menghilangkan garis kerutan pada wajah yang biasanya timbul akibat tersenyum. Dan juga untuk mencegah kantung mata agar tidak turun. Sehingga ia pun masih tampak  cantic seperti saat ini.
Tak sabar rasanya ingin mempraktikan berbagai tips dari buya. Agar kelak aku bisa seperti dirinya yang dapat menyenangkan orang disekelilingnya.


#30DayWritingChallange #jilid9 #squad1 #day25

Friday, 3 November 2017

Membuka Hati

Hal yang paling kutakuti setelah kegagalan rumah tanggaku adalah jatuh cinta. Takut tersakiti dengan hal yang sama. Sehingga membuatku memberikan ruang dan jarak dengan kaum pria. Awalnya aku ingin membenci laki-laki, tapi itu tak mungkin ku lakukan. Karena kedua anak ku adalah laki-laki. Dan mereka adalah hidupku saat ini.

Setiap kali laki-laki yang datang mendekati ku, ku tolak dengan halus. Sampai suatu waktu sahabatku berkata, “tahu kah kamu? Jika separuh iman kita itu ada dalam pernikahan. Maka sempurnakanlah imanmu dengan menikah”. Maka, aku pun mulai mencoba membuka rasa itu. Rasa yang sebelumnya ku kunci rapat-rapat. Dan aku pun tak boleh egois, karena anak-anak ku perlu memiliki figur seorang ayah.


Ternyata Allah begitu baik padaku, aku merasakan jatuh cinta lagi setelah kegagalanku. Dan itu rasanya indah sekali, membuatku bergelora. Dan ku rasa hal ini hanya pantas dirasakan oleh orang yang pernah merasakan kegagalan. Karena yang tidak merasakan kegagalan harus selalu mengolah rasa terhadap pasangannya agar selalu menjadi ikatan yang harmonis.

Namun, dari beberapa laki-laki yang pernah ku beri kesempatan tampaknya tak semulus yang ku bayangkan. Hampir kesemuanya memiliki modus yang sama. Modus yang hanya membuatku memicingkan mataku dan berpikir ulang untuk meneruskan perkenalan kami. Bukan hanya dari sudut pandanganku saja. Karena saat ini orang-orang disekitarku begitu erat menjagaku. Masukan demi masukan kerap kali masuk setiap kali ada yang mendekatiku. Walau pun laki-laki itu adalah rujukan dari mereka sendiri.

Tapi … dari sekian banyak laki-laki. Hanya satu yang begitu menarik perhatianku. Yaitu, ia yang berani meminangku dengan cepat. Bahkan hanya dalam hitungan hari saja ketika kami baru saling mengenal. Dan jatuh cinta ini adalah seperti jawaban atas doaku selama ini. Pintaku, semoga ini menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupku. "Jatuh cinta bersamamu", teruntuk seseorang nan jauh disana.


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Squad1 #Day24

Thursday, 2 November 2017

Niat baik

Kulihat buku tabunganku sekali lagi. Memperlihatkan kegalauan hati ku. Akan kah ku gunakan uang ini atau tetap ku simpan sebagai bekal untuk masa depan anak-anakku kelak? Aku punya cita-cita pergi umroh bersama mereka. Dan aku ingin saat mereka dewasa kelak, mereka dapat berkata bahwa mereka pertama kali pergi umroh bersama mommy nya di kala mereka masih kecil. Aku ingin mengukir kenangan yang indah bersama mereka. Tapi disisi lain aku takut, uang yang ku kumpulkan ini jumlahnya tak akan sama lagi. Padahal ini adalah tabungan untuk masa depan mereka.

Rasa bimbang itu datang lagi, menghantuiku. Ku pejamkan mata sesaat, lalu secepat kilat ku putuskan, kita berangkat tahun ini. Rezeqi pasti datang lagi, apalagi ini untuk ibadah dan kebaikan pikirku. Dan tanpa pikir panjang lagi ku kabari pihak travel. Yang kuyakin saat ini hanya satu yaitu janji Allah itu pasti ditepati, jadi aku tak perlu takut. Bukankah Allah berjanji, barang siapa yang mendekati nya selangkah maka Allah akan berlari mendekatinya. Dan barang siapa mencari akhirat maka dunia akan mengikutinya? Cukup itu saja yang membulatkan keyakinanku untuk memantapkan keputusanku.

Tanpa di duga pihak travel yang memang adalah milik temanku memberikan potongan yang tak pernah kukira. Alhamdulillah … kataku dalam hati, niat baik memang harus segeras dilaksanakan, buktinya Allah langsung memberikan kemudahan bagiku.

Ku beritahukan kabar gembira ini pada anak-anakku. Mereka senang tak terkira. Cerita-cerita yang selama ini ku kisahkan akhirnya bisa mereka lihat langsung nanti. Yakin kepada Allah adalah kunci kita melangkah untuk melakukan kebaikan, ion positif pasti akan berdatangan dengan sendirinya bagaikan magnet alami. Jadi, jangan pernah takut untuk melakukan hal baik, segera lakukan. Jangan mau dikalahkan oleh kebimbangan yang datangnya dari syaiton. Mau menang? Selalu yakin akan Allah bersama kita.


#30DayWritingChallange #Jilid9 #day23 #squad1

Wednesday, 1 November 2017

Nenden


Ayahku berasal dari daerah Sumedang dan ibuku berasal dari daerah Rangkasbitung yang keduanya adalah daerah dataran sunda. Cinta mereka pun tumbuh dan bersemi dikota Bogor. Dan lahirlah aku si bungsu kesayangan dari lima bersaudara keluarga pribumi tataran sunda ini. Samapai namaku pun memiliki nama alias, atau nama sapaan khusus.

Nenden , adalah nama sapaanku dalam keluarga. Nama Nenden berasal dari kata “Neng” dan “aden”. Yang memiliki arti nona muda yang harus selalu dilayani secara istimewa, karena sayang yang luar biasa dari keluarga untuk sang nona muda ini.

Tapi aku tidak seluruhnya memiliki ciri orang sunda seperti yang disebutkan dalam lagu panon hideung. Mataku sipit, bahkan waktu kecil tidak memiliki kelopak mata, dan mataku pun berwana coklat bukan hitam. Selebihnya ciri-ciriku sama dengan yang disebutkan dalam lagu. Yaitu hidung mancung dan kulit kuning.

Dalam keluarga ku budaya sunda sangat dipertahankan. Terutama sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Di mulai dari tatanan Bahasa, dalam Bahasa sunda ada beberapa tingkatan kehalusan Bahasa. Makin berumur lawan bicara kita maka makin halus juga Bahasa yang digunakan pada orang tersebut. Demikian juga bila lawan bicaranya memiliki pendidikan/pengetahuan lebih tinggi baik formal maupun non formal , di prioritaskan untuk disopan santuni. Sehingga kami yang lebih muda pun terbiasa dalam berbicara sangat berhati-hati.

Sikap ramah tamah juga sangat diterapkan, mungkin ini juga yang menjadikan Indonesia terkenal sebagai orang yang ramah tamah. Karena kebiasaan yang dijalankan terus menerus, pada akhirnya akan menjadi sumber tatakrama.

Bahkan gerak tubuh pun sangat diperhatikan. Karena gerak tubuh pun bisa berbicara, menghargai atau tidak nya seseorang terhadap orang lain di lingkungannya. Dan kebiasaan ini sudah diterapkan semenjak kami kecil dengan dicontohkan orang tua kami.

Jadi, mari kita kembalikan budaya Indonesia yang ramah dengan mengaplikasikan tata karma dari masing-masing daerah.

 

#30DayWritingChallange #jilid9 #squad1 #day22

 

 

Tuesday, 31 October 2017

Titik terang (1)

Tiitik terang itu sepertinya mulai muncul perlahan. Perlahan tapi pasti. Jalinan rasa yang pernah pias, tak akan bisa menghapus jalinan ikatan batin yang terjalin karena ikatan darah. Yaitu hubungan darah antara orang tua dan anaknya. Jangankan manusia, hewan pun rasanya saling mengenali antara anaknya atau bukan.

Terlebih lagi kaum laki-laki yang biasanya mendambakan keturunan yang berjenis kelamin sama dengan mereka. Yaitu anak laki-laki, yang menguatkan garis keturunan mereka.

Hak dan kewajibannya memang belum ia penuhi, bahkan belum ia perlihatkan. Namun, sudah terbersit dalam hatinya ingin bertemu dengan anak-anaknya saja sudah merupakan hal yang patut aku acungi jempol. Beruntungnya kamu karena aku selalu memberikan gambaran yang baik tentangmu pada anak-anak kita. Walaupun kamu selalu berprasangka buruk padaku. Tidak menjadi persoalan buatku. Karena bagiku pandangan baik anak-anak akan orang tua mereka itu penting.

Khayalku pun melambung, mereka bergi bergandengan tangan untuk sholat jum’at. Itu saja, sudah mencakup banyak aspek menurutku. Contoh teladan terbaik dari sisi seorang ayah terhadap anaknya. Dan semoga saja dapat segera teralisasi pada kenyataannya.

Ini adalah kisah yang harus segera diukir dengan ukiran lembut keindahan. Sehingga tidak akan timbul kata terlambat untuk memperbaikinya. Ukirannya harus perlahan dan indah karena menyangkut perasaan seorang anak yang sempat bingung karena hilangnya sosok figure seorang ayah. Ayah yang dulu sempat menghilang bagai ditelan bumi, Dan kini mulai merindukan anak-anaknya bagaikan baru saja terbangun dari tidur lelapnya yang panjang.


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Squad1 #day21

Monday, 30 October 2017

Kopi


Dari kopi kita dapat belajar, bahwa rasa pahit pun bisa kita nikmati. Karena manusia di dunia ini tidak mungkin selalu dalam keadaan bahagia (menyenangkan), bahkan pada suatu hari dia bahagia dan suatu hari yang lain ia akan mendapati masa-masa sedih. Jadi, dinikmati saja setiap teguk kopi yang kita rasakan.

Karena kopi pahit itu bermanfaat untuk kesehatan jantung. Tentu saja dengan catatan tidak terlalu sering mengkonsumsinya. Karena segala sesuatu yang berlebihan, apapun itu akan membawa dampak yang tidak baik.

Kopi adalah minuman istimewa yang disuguhkan untuk kalangan tertentu. Seperti halnya permasalahan dalam hidup, kepahitan yang datang itu adalah disuguhkan pula untuk orang yang istimewa. Karena Tuhan tahu bahwa kalian lah yang mampu melewati permasalahan tersebut. Tinggal kalian saja menjawab tantangan permasalahan tersebut, mau dilewati dengan baik atau tidak. Sehingga kalian dapat menikmati setiap teguk pahitnya permasalahan dengan sisi yang positif.

Bahkan ampas kopi pun bermanfaat dan bisa digunakan untuk masker wajah. Yang  bisa juga kita aplikasikan pada kenyataan hidup, yaitu jika kita dapat melewati pahitnya setiap teguk permasalahan hidup kita, maka akan terpancar melalui wajah kita. Wajah yang tangguh, tenang, sabar dan ikhlas.

Dan ampas kopi pun juga dikatakan sangat baik untuk mengencangkan wajah, sehingga meningkatkan kekencangan kulit. Hingga menjadikannya lebih mudah terawat. Jika kembali dikaitkan dengan permasalah hidup pun ini sangat pas. Karena dengan permasalahan yang datang membuat kita lebih banyak beristigfar, yang mana membuat pergerakan pada wajah kita sebagai senam wajah. Dan pada bagian mulut kita akan menghasilkan air liur yang baik sekali untuk mulut kita, yang berkaitan dengan kesehatan lambung.

Jadi … meneguk kopi pahit? Siapa takut. Mari nikmati setiap teguknya dengan bismillah.


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Squad1 #Day20 

Saturday, 28 October 2017

Potensi

Setiap insan memang memiliki sisi positif dan negatif. Tinggal bagaimana kita meminimalisir sisi negatif nya saja. Dan mengembangkan sisi positifnya. Walau terkadang lebih mudah menjalaninya untuk diri sendiri jika dibandingkan kepada orang lain. Karena kesadaran orang yang berbeda. Dan yang paling mengetahui kebutuhan akan diri kita adalah kita sendiri.

Padahal dari segi ke egoisan seseorang, hampir smua orang senang akan dipuja dan dipuji. Dan semua orang juga senang mendengar kabar gembira. Namun, ada juga segelintir orang yang senang menjual akan penderitaannya. Tanpa mereka sadari, orang akan berada pada titik jenuh mendengarkan keluh kesah mereka.

Sebetulnya keluh kesah akan penderitaan mereka itu bisa dijadikan sisi positif. Misalnya saja mereka tuangkan segala resah gelisah yang mereka rasakan itu pada tulisan. Karena terkadang orang hanya membutuhkan tempat untuk mencurahkan rasa yang dirasakan nya saja. Boleh jadi dari tulisan yang ia tuangkan, akan mengalir solusinya, sehingga ia menemukan jawabannya sendiri. Dan bila ia tuangkan dalam tulisan tersebut maka akan bermanfaat juga bagi orang lain yang membacanya.

Jangan malu, atau tidak percaya diri dengan tulisanmu. Tulisan yang disampaikan dari hati akan sampai pada pembacanya. Tulisan tidak selalu harus melalui riset ilmiah, bisa juga dengan pengalaman diri atau pengalaman sekitar kita. Hanya saja ada beberapa kaidah dalam penilisan yang harus diperhatikan.

Bahkan jika dirasa pengalaman nya agak sedikit kurang menarik, bisa disisipkan fiksi didalamnya. Sehingga menjadikan imajinasi sang penulis bermain. Apa yang dialaminya bisa menjadi apa yang diinginkannya sesuai imajinasinya. Dan hal ini bisa menjadi solusi baginya dalam menghadapi permasalahannya. Bahkan dapat menjadi obat bagi pembacanya.

Ini pula lah yang bisa menjadikan potensi baru bagi seseorang. Hal negatif dijadikan positif adalah ide yang sangat cemerlang. Ide cemerlang menghasilkan jiwa yang sehat. Jadi, mari kita gali potensi kita. Kembangkan terus kearah sisi positif. Jadikan diri kita sebagai individu yang memiliki kualitas unggul diantara begitu banyak sisi negatif yang ada pada diri kita masing-masing.


#30DdaywritingChallange #Jilid9 #Squad1 #Day19

Cinta

Waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB, tiba-tiba saja masuk pesan melalui aplikasi whatsapp. 
Kulihat .. ternyata voice massage. Ku tekan tombol play, “sayang … sayangku sudah bobo?” isi pesan tersebut. Yang kontan saja membuat wajah ku tersipu malu dan merona. Simple memang, namun berjuta makna buatku. Ku balas “belum”, lalu dia kembali mengirimkan pesan untukku ”Cuma mau bilang, I love you”. Duh … rasanya makin merona saja wajahku ini, dan tubuh ini seperti melayang menuju atap kamarku saja. Rasanya aku akan mimpi indah di malam ini karenanya.

Perhatiannya akan hal-hal kecil itulah yang membuatku luluh. Sopan santunnya membuatku merasakan kenyamanan. Apalagi aku adalah orang yang sangat mengutamakan sopan santun. Bahkan diagama pun dikatakan utamakan orang yang memiliki sopan santun setelah itu baru yang memahami agama. Bukan sebaliknya, memahami agama dahulu baru memiliki sopan santun.

Dilain waktu dia mengirimiku pesan yang isinya “sabar sayang, orang sabar disayang ayang nya”. Sekilas memang terdengar gombal sekali. Namun penempatan kata yang ia berikan padaku tepat sekali disaat aku membutuhkan rasa nyaman dan tenang akibat kegalauan hatiku

Bahkan ia tak mau aku merasakan kepanikan dan kecemasan, jika aku sedikit saja ada yang mengganjal di hati ini maka ia akan langsung berkata ” ceritakan padaku”. Dan ia pun akan mendengarkan aku berbicara hingga selesai tanpa menyelak ucapanku sedikitpun. Bila dirasa aku sudah merasa lega dengan segala yang kurasakan, maka ia pun akan mengakhiri telponnya.

Cinta adalah sikap kita terhadap pasangan dan cinta tumbuh dari hal yang kecil. Maka cinta itu pula yang akan kokoh sekokoh akar tanaman yang menjulur kuat ke tanah sehingga pohonnya pun akan berdiri tegak dan tak mudah diterpa angin.


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Day18 #Squad1

Friday, 27 October 2017

Curhat

Aneh rasanya … hampir setiap orang yang berjumpa denganku selalu menceritakan curahan hatinya padaku. Sampai aku pun merasa bingung. Apa raut wajahku seperti seseorang yang dapat memenuhi semua curahan hati orang kah? Karena ada beberapa orang yang berkata, mereka senang membicarakannya padaku karena aku terlihat hidup tanpa beban dan selalu bahagia. Senang saja jika dikatakan demikian, walaupun semua orang pada dasarnya pasti memiliki masalah dalam kehidupannya.

Dering telpon selular ku berbunyi , “say .. aku mau curhat donk” . dimulai dari jam 9 malam hingga aku berkata “ say, besok aku harus antar anakku sekolah ini sudah jam 1.30 dini hari”. Esoknya bertemu teman, hal yang sama terjadi. Sampai malam nya pun terjadi pula. Dan dari balik telpon itu pun ia berkata, “orang akan selalu senang berbicara denganmu say … karena kamu orang yang terbuka, sehingga lawan bicaramu pun dapat berlaku yang sama padamu.” Hmm, ternyata sepertinya ini alasannya.

Jujur saja, alasanku sebetulnya hanya satu. Janji Allah yaitu barang siapa yang membantu urusan saudaranya maka Allah pun akan membantu urusanmu. Dan itu terbukti benar adanya.

Jangan mengharapkan balasan dari yang kita berikan pertolongan. Karena pertolongan itu sendiri akan datang pada kita dengan hal yang tak kita duga. Dan kecenderungan orang saat ini adalah butuh seorang pendengar yang baik. Karena tak jarang saat ini yang terjadi adalah si pendengar malah terlalu ikut campur bahkan sampai  menasehati yang memberikan permasalahannya. Padahal, terkadang mereka tak membutuhkan jawaban. Mereka hanya membutuhkan pendengar yang baik.


#30daywritingchallange #jilid9 #squad1 #day17

Thursday, 26 October 2017

Sang Mantan

Tanganku gemetar, lutut ku lemas tak bertenaga, dan aku pun mulai terisak menangis tak kuat lagi membendung luka di hati ini. Rasa sakit yang dulu ku rasakan timbul kembali, setelah tiga tahun ini aku mampu menguasai untuk mengalahkannya. Ternyata aku tak sekuat yang ku tampilkan selama ini. Hati dan pikiranku tak dapat aku kuasai untuk dapat mengembalikan masalah menjadi energy positif yang biasanya sangat ampuh ku lakukan.

Ini semua terjadi karena pembicaraan dengan sang mantan. Sang mantan yang pergi berlalu dengan segudang janjinya. Yang tak pernah menoleh sedikit pun untuk memberikan kewajiban dan hak pada anak-anaknya. Tiba-tiba saja mencuat ke permukaan dengan membawa begitu banyak luka kembali. Begitu benci kah ia padaku? Sampai selalu harus berkata bengis padaku. Padahal selama ini aku tak pernah mengusik kehidupan barumu, dengan harapan kau pun melakukan hal yang sama. Semua ku perjuangkan sendiri demi anak-anak kita.

Ku relakan kau pergi dengan pilihanmu. Setelah perbuatanmu yang selalu kau ulangi selama 7 tahun dalam mahligai pernikahan kita. Bagiku asal selama kata perpisahan itu bukan keluar dari mulutku saja, karena aku tak mau menjadi hamba yang dibenci oleh sang pencipta Nya.

Kamu pasti tak mengerti 3 tahun yang ku lalui begitu indah. Menghantam tatapan sinis orang akan stigma negatif seorang janda, berjuang mencari nafkah untuk anak-anak, fitnah yang mengelilingiku karena mereka kaum pria mengira semua janda itu dapat diperlakukan sama dengan memicingkan sebelah mata mereka.

Aku yang kuat hilang seketika itu juga. Terpuruk dalam sajadahku. Tangisku membasahi sujudku. Seperti yang selama ini ku lakukan tiap kali aku membutuhkan pundak untuk bersandar. Tuhan … peluk aku dalam dekapmu, jangan biarkan aku sendiri tanpa dirimu. Luka ini kembali mengaga.

Sang mantan yang arogan pun mulai memasang strategi piciknya padaku. Miris sekali melihatnya. Karena yang ada hanya suara tajam darinya padaku dengan tatapan kebencian yang mendalam. Aku, hanya bisa mendoakan mu seperti yang selama ini aku lakukan. Pintaku … semoga engkau mendapatkan petunjuk dari Tuhan Mu, agar engkau bisa menjadi manusia yang ingat akan hari pembalasan kelak dan merubah setiap tingkah dan lakumu padaku saat ini.



#30DayWritingChallange #Jilid9 #Squad1 #day16

Wednesday, 25 October 2017

Istigfar

Membungkus atau mengemas permasalahan itu tergantung dengan pribadi seseorang. Ada yang dapat mengemasnya dengan indah. Ada yang membiarkannya terbuka trasparant. Ada juga yang membuatnya tampak begitu tidak baik.

Belakangan ini, entah mengapa orang-orang sering sekali mencurahkan isi hatinya padaku. Baik dari lingkungan ku , bahkan sampai yang tidak aku kenal. Yang tidak ku kenal itu biasanya dari sosial media yang menghubungi aku. Apa itu hanya sekedar berbagi isi hatinya ataupun sampai minta diselesaikan permasalannya dengan meminta pendapatku sebagai solusinya. Buat ku memberikan saran dan solusi bagi mereka yang membutuhkan adalah hal yang menyenangkan. Karena dalam agama dikatakan bantulah orang lain dalam menyelesaikan permasalahannya maka Allah pun akan membantumu keluar dari permasalahanmu.

Setiap permasalahan hendaknya kita selalu berpikiran dan mengambil sisi positif nya. Karena dengan demikian kita tidak akan terpuruk dalam permasalahan tersebut. Hanya memohon kepada  yang memiliki dunia dan isinya sajalah agar permasalahan tersebut cepat terselesaikan.

Salah satu yang dapat menyelesaikan masalah adalah dengan memperbanyak istigfar. “Astagfirullah hal adzim” atau “astagfiru wa atubu ilaihi”. Kenapa? Karena istigfar ini dapat menghapus dosa-dosa kecil kita. Istigfar juga mendatangkan rejeki dari jalan yang tidak kita-kira, bahkan istigfar juga memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang kita hadapi. Itulah tiga manfaat dari istigfar. Sehingga kita harus memperbanyak istigfar, dimanapun dan kapan pun juga.


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Squad1 #day15

Tuesday, 24 October 2017

Etika


Hargai orang lain seperti kamu ingin dihargai. Sopan santaun adalah hal yang sangat penting. Karenanya harus dibiasakan dari kecil. Bahkan dalam agama Islam yang yang pertama diajarkan pada anak adalah mengenai akhlak. Karena sesuatu yang biasa dilakukan akan menjadi kebiasaan dan bahkan menjadi karakter seseorang.

Kebiasaan juga dapat berakibat pada lingkungan dan alam. Seperti kebiasaan membuang sanpah pada tempatnya. Meskipun sampah terkecil sekalipun. Dan ini juga menjadikan seseorang terbiasa menyukai hal yang bersih atau menyukai hal yang yang sebaliknya yaitu kotor.

Selalu menghargai lawan bicara juga merupakan hal yang harus dibiasakan. Karena nya akan membuat seseorang itu menjadi menyenangkan dan dapat di terima dimanapun. Contoh saja, jika kita sedang berbicara dengan seseorang, lalu ada orang lain yang tiba-tiba datang mengajak berbicara maka yang tadi sedang berbicara salah satunya jika ingin menjawab pertanyaan pihak ketiga tersebut harus meminta ijin terlebih dahulu pada lawan bicaranya. Hal seperti ini terlihat sepele, namun ini adalah dasar dari sikap seseorang yang bisa menghargai orang lain.

Sopan santun adalah akhlak, juga dapat dikatakan etika. Tak ada satu orang pun yang tidak menyukai melihat orang yang memiliki etika yang baik. Bahkan banyak orang yang kurang menyukai kebalikan dari nya seperti egois. Seseorang yang egois terkadang lebih banyak merugikan sekitarnya, bahkan orang banyak. Dan dampaknya juga tidak baik terhadap dirinya sendiri.

Jadi, berahlak lah yang baik dengan menerapkan etika atau sopan santun dengan acuan perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.

 

#30DayWritingChallange #jilid9 #Squad1 #Day14

Monday, 23 October 2017

Medali

Medali adalah sebuah bonus, kerja keras adalah usaha yang akan membuat seseorang berkarakter. Itu adalah hal yang ku tanamkan pada si sulung anak kesayanganku. Semua hal ingin dicobanya. Tapi yang paling menarik hatinya adalah matematika. Dan tak dapat dipungkiri buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya, karena demikiannya halnya aku yang menyukai matematika.

Ia sangat gemar membaca, karena aku membiasakannya seperti itu. Di rumah aku tak memberi ijin menonton televisi kecuali di akhir pekan saja. Itu pun hanya sekitar 2 jam saja. Aku lebih mengarahkan anakku untuk membaca , menggambar atau bermain dari pada hanya berdiam diri di depan gadget ataupun televisi. Ini kuterapkan dari mereka lahir hingga sekarang. Sehingga mereka pun terbiasa berkreativitas dengan apa yang ada di sekitarnya. 

Aku terbiasa menemani mereka belajar. Karena buat ku ilmu pertama yang mereka dapatkan harus benar-benar tersampaikan dan tersaring dengan baik. Al hasil buatnya aku adalah orang pertama yang harus ditanya jika ada yang belum ia mengerti. Dan ternyata pola asuh ini pun bermanfaat buatku sendiri, karena aku pun menjadi termotivasi untuk selalu menambah ilmu untuknya.


Disiplin dan agama adalah faktor selanjutnya yang aku terapkan. Dengan disiplin ia dapat membagi waktunya dengan baik, dan dengan agama ia menjadi anak yang berakhlak baik. Bahkan jika tak mendapatkan medali ia tak mengapa asal ia sudah berusaha secara maksimal. Dengan ini pula telah menghantarkan padanya dua kesempatan beasiswa yang diberikan sekolahnya untuknya. Medali adalah symbol yang memacu seseorang untuk lebih berprestasi lagi. 

#30day writing challange #jilid9 #squad1 #day13

Sunday, 22 October 2017

Niqob

Alasanku memakai niqob adalah ingin mendapat rahmat nya ALLAH. Sunnah buatku adalah sesuatu yang apabila tidak dikerjakan maka merugilah aku. Ilmu agamaku memang tak banyak, tapi setiap ilmu yang aku tahu, kuusahan untuk mengamalkannya. Dan mengaplikasikannya pada anak-anakku.

Niqob memang kontroversi. Bahkan dikalangan umat Islam sendiri. Niqob itu Sunnah muakadah. Bahkan ada ulama yang mewajibkannya. Niqob itu sendiri menjaga wanita dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti di goda laki-laki. Mengapa aku memutuskan memakai niqob? Karena berbagai pengalaman yang ku temui. 

Seperti saat itu disebuah pusat perbelanjaan, aku baru saja turun dari kendaraan. Kukenakan gamis dan hijab syar’i. Gamis yang ku kenakan longgar, sesuai syariat Islam. Di kananku ku tuntun si bungsu yang saat itu berusia 4 tahun. Alangkah terkejutnya aku saat itu ada yang berikan suitan untukku. Dan lebih terperangah lagi suitan itu dilakukan oleh seorang petugas polisi yang sedang bertugas di pos polisi. Yang kukenakan tidak ada unsur menggoda sama sekali, bahkan aku menuntun seorang balita. 

Lalu , di lain waktu tetanggaku yang sudah seperti kakak bagiku. Tak ku kira sama sekali suaminya mengirimkan pesan dan menggodaku. Sampai pada akhirnya kuancam dia jika masih tidak sopan padaku akan ku adukan pada istrinya.

Kejadian terulang lagi, kali ini suami dari sahabatku. Beberapa kali ia mengirimiku pesan, bahkan sampai dia menyuruh anaknya yang berusia 5 tahun untuk mengatakan bahwa ia menyukaiku. 

Rasanya sungguh tak masuk diakal. Apakah wajahku sedemikian menggoda para pria itu? Padahal berbicara saja aku tak pernah dengan para pria itu. Ini lah yang menjadikan aku memilih memakai niqob. Menghindari dari fitnah yang akan terjadi padaku. Dan seharusnya para wanita diluar sana senang. Bukan malah menghujat dan memberikan cap tertentu pada kami yang memakai niqob.


Cobalah berpikiran lebih logis wahai kaum hawa yang begitu mudah mencap kami. Kami hanya melindungi diri kami dan mencoba menjalankan Sunnah yang memang dianjurkan dalam agama kami.


#30DayWritingChallange  #jilid9 #squad 1 #day12

Saturday, 21 October 2017

Bubur Manado "ANTI PELET"

Siang tadi aku agak bingung mau masak menu apa ya ? Coba kita lihat ada apa sajakah isi dalam lemari es. Sepertinya enak juga kalau buat bubur manado. Tapi bubur manadonya ala diriku, yang menggunakan bahannya disekitaran rumah dan dapurku saja ya ^_^.

Ku ambil beras menggunakan gelas belimbing dua kali, gelas belimbing itu gelas bening yang biasanya dipakai untuk minum kopi di WARTEG. Cuci bersih berasnya lalu masukkan dalam panci dan beri 3 litter air, jika ada pakai air kaldu lebih enak. Kemudian beri sejumput garam dan penydap makanan alami.

Kutengok di lemari es ada jagung pipilan, kumasukkan setengah bungkus. Kira-kira 3 gelas belimbing. Serainya jangan lupa, dua batang saja yang di geprek dulu. Mari kita mulai menyalakan kompornya , jangan lupa di aduk terus ya.

Teringat masih ada daun kelor simpanan ku di lemari es, sengaja kukeringkan. Jadi bisa kupakai kapan pun akum mau. Sebab daun kelor begitu banyak manfaatnya. Bahkan ada yang mengatakan ini daun sakti. Ku masukkan daun kelor itu secukupnya, dengan kuremas saja untuk memudahkan merontokkan daunnya dari batangnya. Bahkan ada yang mengatakan daun kelor itu membuat seseorang yang pakai susuk bisa lepas susuknya, ada juga yang mengatakan tidak akan kena pelet jika kita makan daun kelor. Antara mitos dan ilmiah sama banyak nya berita si daun kelor ini

Terakhir kumasukkan 3 buah kimpul, yaitu umbi dari talas yang kadar gulanya paling rendah dari semua umbi yang ada. Makanya biasa digunakan sebagai camilan penderita diabetes. Dan ini ku dapat dari kebun belakang rumah. Kenapa aku pakai kimpul? Karena nanti saat bubur sudah matang jadinya akan lembut dan enak sekali. Eh, tunggu dulu masih ada sepotong labu kuning. Sekalian saja aku masukkan, sayang nanti kalau tak termakan.

Aduk-aduk terus sampai matang, kira-kira 30 menit. Dan sambil menungu matang, siapkan bahan buat sambalnya. Mungkin buat sebagian orang ini sambal tidak pedas, karena aku tidak suka pedas. Sambal ala diriku menggunakan dua buah tomat ukuran sedang, 7 buah camai merah yang keduanya aku goreng sampai layu. Angkat, lalu tambah gula dan garam sesuai selera dan di blender. Jadi deh .. tinggal ditata dan siap dinikmati. Bubur Manado “Anti Pelet” dan anti berenti makannya kalau belum habis ^_^. Selamat menikmati ..







#30DayWritingChallange #Jilid9 #Day 10

Friday, 20 October 2017

Jujur

Akh jujur saja… andai bisa bilang langsung padamu, jika aku lebih suka di telpon dengan waktu yang cukup lama setiap harinya dan sesering seperti awal kita berkenalan. Hal itu malah membuatku ketagihan berbicara denganmu. Bahkan pingin berjumpa denganmu. Aku tidak bosan kok. Walau aku tahu kamu sibuk. Semoga saja dihatimu hanya sibuk akan diriku saja.

Tapi .. sepertinya kamu terlalu mendengarkan masukan dari temanmu itu. Jangan terlalu sering telpon kata temanmu itu. Padahal aku kan bukan temanmu, dan temanmu juga bukan aku. Aku ingin mengetahui kamu lebih banyak dan ingin mengenalmu lebih dalam. Karena aku type orang yang penasaran. Juga ingin melihat saat matamu berbinar membicarakan sesuatu. Bahkan mungkin nada bicara yang berapi-api karena semangat.

Unik nya berhubungan dengan mu. Lain dengan yang lain. Baru kutemui laki-laki seperti dirimu.

Maaf jika malam ini aku berlebihan mencari perhatianmu. Ku tutup telpon darimu dan berpura-pura marah. Aku hanya ingin tau reaksimu saja. Namun, tak kusangka respon bicaramu seperti itu. Dan aku mulai memahami kamu. Dan entah kenapa aku malah makin menyukaimu. Padahal aku takut terlalu sayang padamu. Dan jujur saja, sepertinya “iya” aku sudah terperangkap dalam cintamu.

Rasanya aku sudah tak bisa lagi berpaling ke lain hati lagi. Akal ku pun kalah dengan hatiku. Hati yang berbicara. Aku sayang kamu … dan kupersembahkan ini untukmu yang jauh dari pelupuk mataku namun selalu dihatiku.


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Suad1 #Day10

Thursday, 19 October 2017

Quality time

Waktu menjemput pulang sekolahpun tiba, ku jejakkan kakiku di lapangan parkir sekolah anak kesayanganku. Seperti biasa setibanya di depan kelasnya ia pun berlari menghampiriku untuk memberikan pelukannya dan memberikan pipinya untuk di kecup olehku. Setelah memakai sepatunya ku genggam jari jemari kecilnya. Selalu senang menatap wajahnya yang selalu tersenyum ceria. Ia adalah anak yang menyenangkan bagi siapa pun yang melihatnya.

Kami pun menaiki mobil. Saat kendaraan mulai melaju, ia pun mulai berceloteh. “mommy .. disekolah, akhwatnya, ustadzah-ustadzah, bahkan temanku yang ihwan ku suka menjembel pipiku” katanya sambal tersenyum. Tandanya ia tak keberatan. Karena senyumannya masih tersungging manis di raut mukanya yang menggemaskan.

“Tidak apa-apa sayang, itu tandanya ade anak yang sholeh dan berahlakul karimah yang baik. Sehingga semua orang senang sama ade. “ ku lirik wajahnya. Ia pun kembali tersenyum. “benarkan yang mommy bilang sayang?” tanyaku padanya. Ia pun mengangguk sambal  mengembangkan senyum senangnya.


Bagiku perjalanan pergi dan pulang sekolah adalah waktu yang baik untuk quality time bersama anakku. Selain obrolan positif yang berisi nasihat dengan penyampaian santai, juga sambal mengulang pelajaran yang akan dibahas hari ini atau pun yang tadi di dapat di sekolah.
Dan ini salah satu strategy yang tepat. Karena tanpa disadari anak-anak mengulang pelajarannya. Sehingga setiba di rumah mereka tak perlu belajar lagi. Biar mereka menikmati waktu mereka, yaitu bermain.

Memberikan opini pada anak haruslah bermuatan kata-kata yang positif. Karena dengan demikian anak akan menjadi lebih percaya diri dan mudah bergaul. Bahkan tanpa disadari pola piker anak akan terbentuk dengan baik.
Pola didik ini pula yang membuat aku mesti berwawasan luas, karena bagi anakku mommy nya yang paling tahu segalanya. Hingga jika ada keraguan di hati dan pemikiran mereka, orang pertama yang mereka cari adalah mommynya…  jadi , sudahkan anda membangun quality time anda bersama buah hati?


#30Daywritingchallange #Jilid9 #Squad1 #day9

Wednesday, 18 October 2017

Lemah lembut

Sebulan yang lalu aku mendapatkan teror yang isinya alhamdulillah nikmat sekali indah kata-katanya. Awalnya sikapku masih cuek , tinggal di hapus saja beres deh pikirku. Ternyata si peneror malah penasaran .... dan kembali berulah.

Sebelumnya si peneror ini beberapa bulan sebelumnya memang pernah meneror juga. Dan ini sudah kali ke 5 si peneror ini melayangkan kata-kata indahnya, maka aku pun mengambil sikap .

Jujurnya penasaran juga sih ... kenapa meneror ku? dan mau apa sebetulnya?. Maka ku tanyakan lah padanya. Namun si peneror malah tambah panas, bahkan sampai berapi-api. Seakan-akan dari telinga dan bagian kepala atas si peneror mengeluarkan asap yang mengepul .

Kemudian ku ingat akan kajian senin kemarin di masjid Andalusia sentul. Waktu itu ustazahnya menceritakan bagaimaka sikap Rosullullah yang lemah lembut saat menghadapi orang-orang yang mencercanya. Terngiang juga bagaimana Ustazah tersebut bilang, jika ingin menjadi muslimah yang baik maka tirulah segala sikap Rosullallah sebagai tanda cinta kita kepada Rosullallah. Rasanya mengingat ucapan ustazah tersebut membuat hatiku tersentil.

Maka aku pun mulai menjawab teror-teror tersebut dengan lembut. Ku katakana pada si peneror  “memang ga cape ya marah-marah aza?” dan ku ingatkan terus ke arah agama dengan cara yang sangat santun.

Alhasil si peneror pun melunak, maka aku pun melontarkan pujian. “Nah ... gitu donk geulis, kalau gitu kan enak”. Perlahan si peneror pun melunak dan meminta maaf atas segala kekasaran kata-katanya. Bahkan sampai sekarang kami menjadi teman baik.
Pengalaman seperti ini adalah kali ke dua yang ku alami. Masya allah indahnya akhlak Rosulullah yaa ... baru aza aku sedikit meniru sikap nya. Keajaiban yang datang sudah sungguh luar biasa.

Ternyata senjata paling tajam dan mematikan adalah bersikap lemah lembut dan akhlak yang mulia. Seperti tetesan air yang melubangi batu dan selembar kertas yang bisa menyayat kulit. Bahkan hati orang yang sekeras baja pun bisa kita lunakan dengan sikap ini.

Jadi , mari kita terapkan sikap lemah lembut dan akhlak yang mulia pada kehidupan kita. Karena Ihsan adalah tingkatan tertinggi dari manusia yang mencakup hati dan perbuatan yang teraplikasikan dengan Iman dan Islam.




#30DayWritingChallange #Jilid9 #Squad1 #Day8

Tuesday, 17 October 2017

Gelisah


Seharian ini aku gelisah .. pingin nangis saja rasanya. Tanpa tahu penyebabnya apa, yang jelas cuma pingin menangis saja.

Tadi diperjalanan pulang ia menyapa ku melalui video call. akh..  tidak, tumpah jua lah air mata ini. Ternyata dia perhatian sama aku, dan ternyata dia sayang aku juga.
Tapi dia bukan type yang bisa berkat-kata. Dan bukan pula type yang seperti kubayangkan. Dia type serius. Type lempeng.
Akhirnya aku mulai memahami karakter nya. Seperti apa dia dan bagaimana. Lambat laun walaupun perlahan. 

Padahal awalnya ku pikir hanya akan menjadi luka pilu dihati ku saja. Tapi ternyata tidak. Bahkan hanya mendengar dia perhatian saja, aku sudah merasa dalam pelukan hangatnya. Andai ia dekat, namun ia jauh dari pelupuk mataku. Air mata yang mengalir sesaat ini , kini menjadi ketenangan dalam batinku.
Padahal aku tadi sangat tak tentu arah rasa hati ini. Tapi suara nya bisa menghipnotisku. Bahkan celotehannya bisa membuatku tertawa terbahak seakan taka da kegelisahan yang baru saja terjadi. Padahal , ia pun sedang gelisah dengan berbagai persoalannya. 

Maaf, atas kekanakanku yang tidak bisa menghiburmu. Satu hal yang kutau kenapa aku gelisah, aku mulai menyukaimu dan takut kehilangan dirimu. Dirimu yang unik, yang baru kutemukan. Doaku semoga ini yang terbaik bagi kita. Dan bukan menjadi angan belaka saja. Dariku yang menyayangimu seorang …

#30Daywritingchallange #Jilid9 #squad1 #day7

Sunday, 15 October 2017

Lagi ...

Isak tangis …
tersedu … akhirnya tumpah juga setelah beberapa saat menah butiran air mata yang tak mampu terbendung.
Ini yang kutakutkan, tersakiti lagi…
Susah payah kubangun pertahananku.
Runtuh, lalu kurasakan lagi rasa itu.
 Ingin rasanya menolak rasa ini, namun aku takut.
Bersandar pada siapa aku? Orang tua sudah tak ada.
Pada teman rasanya tidak mungkin, bahkan pada saudara sendiri pun aku tak bisa.
Rasanya seperti menjual penderitaan saja, dan aku tak suka seperti itu.
Andai ia di posisiku , coba rasakan apa yang kurasakan. Terlalu perih rasanya.
Salahku kah??? Ya.. memang salahku, karena mencoba membuka hatiku untukmu setelah selama ini ku tutup pintu itu untuk siapa saja yang datang.
Rasa pedih ini begitu menyayat hati ini, sejahat itukah kamu...
Kau permainkan aku dengan rasamu.
Kau jadikan aku pelampiasanmu, cadanganmu.
Beberapa sahabat memang telah memberiku lampu kuning, tapi aku terus melaju.
Kupikir ini kesempatanku.
Tapi sepertinya … mudah sekali kau koyak kepercayaan itu.
Disaat aku sudah memainkan hati, haruskah ku banting stir hatiku padanya?
 Ya .. lebih baik dicintai dari pada mencintai.
Atau cukup sendiri saja aku? Agar tak tersakiti lagi?
Rasanya … seperti kau tancapkan pecahan kaca didada ini, hingga tak mungkin lagi diobati.
Gemetar jari jemari ini, gelisah hati dan pikiranku mengembara entah kemana.
Lulut pun gemetar seolah tak sanggup lagi menopang berat tubuh ini.
Terulang .. sungguh menyesakkan raga ini.
Lagi …



#30DayWritingChallang #Jilid9 #Day 6 #Squad1

Saturday, 14 October 2017

Peka

Ternyata ...
yang bisa membuat wajahku merona selain dari mendapat sapaan sang arjuna
adalah sambel jambal roti kesukaanku hahahha …
sambel jambal roti dan sambal cakalang adalah favorit ku.


Aku sebetulnya masuk category orang yang tidak suka pedas, bahkan dahulu waktu SMP makan mie instant pun bubuk cabai nya ga pernah aku pakai.
Tapi seiring waktu ,
bersamaan dengan pedasnya kehidupan ini lambat laun aku mulai menyukai sambal.
Sesekali bersambal ria itu baik untuk pancaindra kita, melatih saja.
Melatih setajam apa indra pengecap kita, masih berfungsi dengan baik kah?
Atau malah hanya lidah tak bertulang ini sajakah yang ucapannya sepedas "SAMBAL" level maksimum?
Lidah tak bertulang ini menurutku muaranya bersumber dari kontrol hati.
Dari hati pun akan memberikan sinyalnya kepada otak atau akal kita.
Aku termasuk orang yang berhati-hati dalam berbicara.
Karena aku tak ingin membuat lawan bicaraku tak nyaman,
apalagi sampai sakit hati karena tersinggung oleh perkataanku.
Tapi dari kehati-hatianku ini beberapa orang terdekatku sangat tau kualitas diriku.
Dengan kehati-hatian ku ini pulalah aku bisa mengamati lawan bicaraku 
dan dapat menembus celah dimana aku harus masuk.
Bahkan si introvert saja bisa nyaman berbicara denganku.
Sampai bisa ketawa-ketawa konyol, marahan, diem-dieman, lalu maafan.
Seperti nya terjadi proses pengertian lalu kembali ketawa-ketawa lagi …
Dan ini berguna sekali waktu aku masih sebagai karyawan.
Aku pintar sekali mempengaruhi dan meyakinkan orang.
Sampai kepala hub (di atasnya kepala cabang, yaitu kepala dari gabungan beberapa kepala cabang di suatu regional) di Bank Mandiri Tbk pun percaya menyerahkan passwordnya padaku.
Begitu pula waktu nego gaji di Siemens dan Astra aku jagonya menjual kualitas diriku.
Sampai pada titik keceplosan sewaktu ngobrol dengan teman.
Yang ternyata salary ku 5x dari dirinya.
Soo … bertutur kata dan memperhatikan lawan bicara itu penting.
Sepenting kita melatih kepekaan panca indra lidah kita.
Sambal jambal plush nasi hangat beuhhh … siapa takut ^_^


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Day5 #Squad1

Friday, 13 October 2017

Neng ...

Neng … sapa seseorang dari sana, 
entah kenapa aku sangat senang jika dipanggil neng. 
Rasanya seperti dimanja, dan menjadi seseorang yang special. 
Terkadang sapaan yang terlontar dari ucapannya yang sederhana itu saja 
sudah membuatku tersipu malu. 
Akhh .. meronalah wajah ini. 
Dan senyum simpulku pun tak bisa hilang dari raut wajahku. 
Bak Anak Baru Gede yang sedang jatuh cinta ^_^. 
Bahkan sapaan neng pula membuat dadaku sesak, 
rasanya panas hingga bergemuruh. 
Hingga membuatku merindu akan dirinya. 
Sesederhana dan se simple itu saja sudah sangat membuatku happy. 
Kalau sudah gitu bawaannya jadi pingin ngaca aza deh, 
akhh.. serasa jadi mahkluk paling kece di muka bumi ini. 
Lebay ??? 
ga masalah, karena ga semua orang bisa merasakannya kannn. 
Rasa happy dari dalam hati itu harus dikelola lohhh. 
Karena akan terpancar ke wajah kita. 
Sehingga orang yang melihat pun senang, 
karena aura yang keluar pun aura yang menyenangkan. 
Bahkan jika seseorang yang sedang jatuh cinta itu sangat terlihat loh dari pancaran mata nya. BERBINAR .. 
yaa, benar berbinar. 
Hingga menambah cantik aura yang terpancar dari wajahnya. 
Ga percaya? Coba aza lihat orang-orang yang sering pasang foto selfie,
 beda sekali loh antara yang sedang jatuh cinta dan tidak. 
Apalagi jika fotonya untuk menarik perhatian kekasihnya … 
beuhhh berbinar abis. 
Karena pasti saat akan selfie yang terbayang adalah seseorang yang ada di hatinya. 
Cinta itu anugrah, kenapa mesti ditolak. 
Akh .. beruntungnya aku karena bisa merasakan jatuh cinta lagi. 

Neng … 


#30DayWritingChallange #Jilid9 #Day 4 #Squad1

Thursday, 12 October 2017

Tinta Kehidupan

Anak adalah lembaran kertas nan suci dan polos.
Bagaimana kita menorehkan tintanya agar menjadi lembaran kertas yang penuh dengan makna. Akankah lembaran itu menjadi lembaran yg bernilai atau hanya akan menjadi cukup selembar kertas saja. Aku percaya sekali lembaran kertas yang tidak akan gampang usang adalah lembaran kertas yang aku berikan doa dahulu.
Oleh karena itu , ku berikan coretan tintaku yang pertama pada anakku adalah ajaran mengenai agama. Karena agama adalah ajaran yang sempurna.
 Dimana akhlak yang menjadi dasarnya.




Kelak jika lembaran kertas itu sudah terisi dan berterbangan ke seluruh penjuru dunia ini, maka jika dasar akhlak nya sudah terisi dengan baik dan sempurna maka dimana pun dia hinggap akan diterima dan dapat menyesuaikan dengan baik.
Sebagai contoh permisalan saja, aku memang senang mendengarkan kajian-kajian keagamaan. Dimana pun itu. Di mobil, di rumah , bahkan jika ada kajian anak-anakku selalu ku bawa. Tidak memaksakan mereka duduk manis mendengarkan, cukup memperkenalkan lingkungan nya saja dulu di awal. Karena terkadang dalam mainnya anak-anak, sebetulnya mereka mencerna suara yang ada disekelilingnya.
Catatan saja, boleh bermain tapi tidak mengganggu .
Sampai pada suatu senja yang biasa kami gunakan untuk quality time. Kutanyakan suatu pendapat padanya yang jawabannya tak kuduga. Dan aku pun belum pernah menyampaikan hal tersebut padanya.
Tanyaku “aa sayang … mommy mau tanya donk, klo aa suka mommy pakai niqob atau tidak?” dan dia pun segera menjawab “pakai niqob donk momm”. “why?” tanyaku,” karena niqob hukumnya Sunnah muakadah mommy, jadi lebih baik mommy pakai”. Blasss … haruuu, bangga, bercampur baur dalam hati ini. Padahal aku belum pernah menerangkan sampai sejauh itu. Daniel ku adalah malaikat kecilku yang Allah berikan sebagai pengingatku. Danielku yang melankolis, jika ada apapa terjadi padaku. Danielku adalah soleh kecilku yang memiliki cita-cita menjadi imam masjidil harom.
Doa mommy slalu yang terbaik untuk Daniel seorang. Sukses dunia akhirat, guncang dunia ini dengan akhlaq dan kecerdasanmu sayang… lembaran putihku yang kutorehkan dengan tinta kesolehan dan kecerdasan ragawi, duniawi dan rohani … torehan tinta special berupa torehan tinta cinta emas mommy buatmu seorang …

#30DWC #Jilid9 #Day3 #squad1

Kejutan (1)

Hari yang tidak bisa diganggu gugat adalah hari sabtu dan minggu, yaitu hari dimana biasanya ku gunakan untuk leyeh-leyeh. 
Sekedar untuk memanjakan tubuh selepas lima hari beraktivitas. 
Bobo sampai puas, mandi dirapel sama mandi sore dan peluk guling sepuasnya. 
Beuh … nikmatnya hidup deh.. 

 Kala itu di hari minggu pagi ponselku berdering. Antara pingin angkat dan engga sih sejujurnya. Tapi okelah aku angkat, ga enak yang telpon sahabatku. 
 “ya … mba Evita, ada apa?” sapaku sekenanya. 
 “vinnn … loe mau gue kenalin sama temen gue ga?, dia lagi cari istri loh,bukan cari pacar lagi. Cocok kan sama visi misi loe. gue kasih no telpon loe ya ke dia.” 

Cecar suara di sebrang sana. 
Antara sadar dan tidak mendengar rentetan kata-kata yang seperti peluru muntah dari mulut senapan. Mimpikah? 
Tapi aku masih ada ditas pembaringan tempat tidurku kok. 

 Diriku beberapa tahun ini memang menutup diri dari yang namanya pria, 
terlalu sakit kenangan yg ditorehkan oleh sang pria yg dulu pernah hadir dalam sejarah kehidupaku. Namun, semua itu bukan tanpa alasan. 
Aku menjaga jarak dengan lawan jenis pun karena dalam agama yang ku anut di larang berpacaran. Dan aku menyesali kurangnya aku mendalami agamaku dahulunya. 
Hidup tanpa landasan agama memang menyesatkan.
 Agama lah yang membimbing, mengarahkan dan menjaga kita. 

 Singkat cerita kami pun berkenalan, tiga hari kami konunikasi dia pun memberikan cincin yang mebuat hati ini bergemuruh tak tentu rasa. 
Antara wow dengan benarkah? 
Kejutan apakah ini? 
bertemu saja belum, 
tapi dia bilang kuberikan cincin ini sebagai bukti aku serius denganmu .... 
tiba-tiba saja telapak kakiku menjadi dingin ...
 sedingin hatiku yang rasanya mulai mencair 
karena tersetrum kagetnya akan ke gentle an seorang pria ini.

#30DWCJilid9 #Days2 #tobecontinoe #squad1

Wednesday, 11 October 2017

Memilih hidup sederhana

Sederhana itu pilihan. 
Karena itu Saya memilih hidup sederhana.. 
 Sebagai single parents harus bisa mengajarkan berjuang kepada kedua anak ku. 
 Sayang bukan berarti smua kebutuhannya dipenuhi. 
Saya punya mobil pun karena untuk usaha catring saya, 
 dan untuk income tambahan saya juga jadi antar jemput anak sekolah. 
Tapi yang satu sekolah dengan anak saya. 
Jadi skalian anter anak sekolah tapi ada income juga. 
 Lupakan gengsi..
 Malah sekarang lagi mencoba punya baju cukup 5 saja.. 
Tapi sebagai cewek susah juga yaaa...  
Alhamdulillah baju-baju sudah banyak yang saya salurkan. 
Sekarang baju saya kisaran 20 semuanya. 
 Termasuk baju tidur, baju olahraga, baju keluar. 
 Saya takut dihisab nya kelamaan jika pakaian saya terlalu banyak.
 Kesederhanaan itu menyenangkan karena ga bikin ribet. 
 Ga usah beli klo ga ada uang. 
 Ada uang pun pikir lagi butuh atau mau.
 Alhamdulillah anakku sekolah di international school tapi tetap sederhana 
seperti ajaran mommy nya.
 Hari ini juga begitu indah, mendapatkan kabar dari pihak sekolah anakku 
untuk kali kedua nya anakku mendapatkan beasiswa. 
Dan hari ini pula kudapatkan cincin sebagai tanda keseriusan seorang laki-laki. 
Dalam kesederhanaan kami terdapat bahagia kami. 
Karena bahagia adalah kita yang menciptakan dan merasakannya. 
Dalam kesederhanaan pula kita dapat meningkatkan kreatifitas dan ide-ide yang cemerlang. 
Jadi jangan takut untuk menjadi sederhana yaa … ^_^